Tentang Menulis


Beberapa waktu lalu, sempat melihat sebuah post di Instagram, yang intinya: overthinking atau keruwetan saat berpikir, bisa jadi karena penuhnya informasi yang masuk dan kurangnya pikiran yang ‘keluar’. Dengan kata lain, banyak konsumsi sedikit produksi. Untuk pikiran, salah satu bentuk produksi itu adalah dengan menulis.

Saya merasa tertohok dengan hal itu, dan mengamini betul argumennya. Selama ini saya biasanya hanya mengonsumsi konten, baik itu linimasa medsos, streaming, podcast, buku, dokumentasi, film, dll, tapi hanya ‘mengeluarkan’ pikiran saat kerja aja, dengan cara menulis kode. Akhirnya makin penuh lah pikiran, dan sering overthinking jadinya.

Kalau keinginan untuk menulis sih, selalu ada sih kayaknya. Yang jadi masalah, overthinking-nya: duh malu gak ya nulis begini, ada yg mau baca gak ya, bermanfaat gak ya buat orang lain, kalau dikritik nanti gimana ya, daaan seterusnya. Entah itu saat mau nulis buat blog, bikin konten di medsos, bahkan nulis status di WA. Apa ya, kayak terlalu khawatir akan penilaian dari orang lain gitu deh.

Padahal kalau dipikir, gw kan bukan siapa2, gak akan ada yang peduli juga sih harusnya. Wkwkwk. Soon as I realized that, I know my motivation to write is very wrong from the very beginning. Selama ini, tanpa sadar, gw tuh menulis untuk orang lain. Jadinya merasa harus perfeksionis. Dan akhirnya malah jd gak produktif.

Sekarang, gw sadar gw harusnya menulis untuk diri sendiri aja. Untuk nulis catetan, dokumentasi, ungkapin opini, nulis diary, apa kek yg penting isi pikiran gw tersalurkan. Perkara bermanfaat buat orang lain, ya terserah yg baca. Minimal bermanfaat buat diri gw sendiri dulu dah.

So, gw rencanakan untuk rutin menulis lagi. Merapikan keruwetan pikiran. Mengungkapkan apa yang terpendam. Banyak banget kayaknya yg mau ditulis, tapi random abis. Tapi gak apa2 lah, yg penting mulai aja dulu. Ntar ribet milah2 kategori, malah gak jadi nulisnya.

comments powered by Disqus